Keluarga dan Negara, Berperan Penting dalam Mencegah Tawuran Pelajar

NASIONAL KONTRAS

- Redaksi

Jumat, 8 November 2024 - 01:53 WIB

5035 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Samsinah, A.md.keb (Muslimah Peduli Umat)

Kasus tawuran pelajar akhir-akhir ini sering terjadi dengan pelakunya yang bukan hanya dari siswa SMA/SMK saja melainkan juga dari siswa SMP. Kejadian ini bisa dikatakan hampir terjadi diberbagai wilayah di Indonesia termasuk di kota Samarinda.

Untuk mengantisapi semua itu maka Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda melakukan apel pembinaan kepada semua siswa SMKN 7 Samarinda dalam rangka mencegah kasus tawuran pelajar dan kasus-kasus kenakalan remaja lainnya.

Dalam apel tersebut, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, yang diwakili oleh Kanit Samapta Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda Iptu Kasidi, S.H., menyampaikan beberapa hal. Inti pembinaan berkaitan dengan tertib berlalulintas, bahaya narkoba, dan tawuran pelajar.

Sementara itu, kegiatan apel pembinaan dilakukan pada Senin, 14 September 2024. Dalam kegiatan tersebut Iptu Kasidi, S. H., menghimbau agar seluruh Siswa-siswi mampu menjaga diri dengan baik. Jangan mudah terjerumus dalam pergaulan yang menyesatkan dan bernilai negatif.

Akar masalah bersumber dari kapitalisme

Problem tawuran seakan sudah membudaya di Indonesia yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Pasalnya kasus tawuran antara pelajar seakan tiada hentinya. Dari hari ke hari, beritanya selalu berseliweran di berbagai media massa. Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah ada persoalan besar di dunia remaja, yang melanda kalangan pelajar di negeri ini? Apakah cukup dengan penyuluhan, masalah tawuran bisa diselesaikan?

Realita kehidupan pelajar hari ini berada dalam lingkaran kehidupan kapitalistik, kehidupan yang bermuara pada materi. Inilah system kehidupan kapitalisme sekuler yang liberal yang berasal dari Barat. Di mana paham ini mengantarkan manusia pada kehidupan yang sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga melahirkan kebebasan dalam diri manusia. Akibatnya terbentuklah pemuda yang rusak dan nakal hingga terjebak tawuran.

Sungguh miris pemuda hari ini bukannya meraih beribu prestasi yang gemilang tapi justru mengumpulkan beribu kenakalan dan keributan. Kondisi ini menunjukkan lemahnya kepribadian pelajar/pemuda dan lemahnya sistem Pendidikan saat ini yang berbasis sistem sekuler kapitalisme yang terbukti gagal dalam mencetak kualitas generasi terbaik.

Sistem sekuler kapitalisme melahirkan pelajar yang tidak memiliki tujuan hidup. Alhasil para pelajar mudah mengalami stres, kesehatan mentalnya tidak stabil, miskin akhlak, krisis identitas dan moral, akhirnya mudah terpengaruh dan terbawa pada perbuatan yang salah, seperti tawuran.

Selain itu, di dalam kapitalisme peran orang tua dan keluarga hilang dalam mendidik anak-anak mereka. Para orang tua disibukkan dalam pekerjaan, bahkan tidak sedikit para ibu sebagai pendidik utama anak-anak dirumah justru seringkali menggantikan posisi seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga. Alhasil pengasuhan dan pendidikan anak di rumah terbengkalai. Terkikisnya peran ibu sebagai sekolah pertama bagi anak juga turut menyumbang gagalnya pembentukan karakter unggul dalam diri generasi sehingga mereka mudah terjerumus dalam perbuatan yang bernilai negatif.

Selain itu masyarakat disekitarnya juga cenderung bersikap individualisme dan tidak hanya itu, dimana negara yang harusnya menjadi penjaga dan pelindung generasi justru abai terhadap pembentukan moral generasi dengan membiarkan budaya dan pemikiran asing masuk memengaruhi kepribadian generasi. Selain itu negara juga membiarkan konten-konten yang merusak generasi tersebar luas di media.

Solusinya hanya Islam

Solusi yang ditawarkan oleh sistem demokrasi kapitalis selalu bersifat pragmatis. Problem kenakalan remaja tidak bisa diselesaikan hanya dengan penyuluhan, melainkan harus dituntaskan dari akarnya.

Kerusakan generasi seharusnya menjadi perhatian yang serius. Generasi muda/pelajar adalah agen perubahan pemimpin peradaban manusia di masa depan. Tidak ada solusi terbaik selain Islam karena Islam adalah akidah, sekaligus menjadi problem solving dalam kehidupan.

Hal yang berbeda dalam system Islam, Islam menghendaki umat untuk melandasi setiap aktivitasnya dengan akidah Islam. Penanaman akidah setiap umat seharusnya dilakukan dari berbagai lapisan mulai dari keluarga, masyarakat hingga negara. Dengan begitu seorang remaja akan memiliki akidah yang kuat dan perilakunya akan senantiasa terikat dengan syariat dan tidak terbawa oleh hawa nafsu, sehingga tidak akan mudah ikut-ikutan dalam perilaku maksiat seperti tawuran.

Para ibu selaku pendidik pertama dan utama di tengah keluarga adalah orang yang sangat paham dengan kewajiban utamanya, yaitu mendidik anak-anaknya berbasis akidah Islam. Para ibu mendidik putra putrinya penuh dengan kasih sayang. Dalam sistem Islam para ibu faham bahwa tugas utamanya adalah sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Begitu pula ayah faham tugas utamanya adalah memenuhi kebutuhan rumah tangga agar tercukupi segala kebutuhan keluarga.

Masyarakat juga memiliki sikap saling peduli terhadap lingkungan sosialnya di mana pun mereka tinggal dengan bersama-sama menciptakan suasana keimanan, serta terus -menerus menjalankan amar makruf nahi mungkar.

Begitupun negara Daulah Islam merupakan institusi negara yang memiliki kewajiban mengurus dan melindungi umatnya. Negara akan melindungi generasi muda dari pengaruh pemikiran asing yang merusak moral dan menyaring semua konten-konten media di tengah-tengah umat agar yang tersisa hanyalah konten positif dan bermuatan dakwah. Adegan kekerasan yang menginspirasi terjadinya tawuran, akan dicegah penayangannya.

Negara juga akan menerapkan aturan yang tegas dengan sistem sanksi yang dapat memberikan efek jera bagi para pelaku kekerasan maupun tawuran. Dalam Islam, negara juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi para ayah.

Dengan begitu problem tawuran antar pelajar dapat terselesaikan secara tuntas. Maka jelas, bahwa solusi hanya ada didalam sistem islam. Dimana Islam mampu menyelesaikan dan mencegah tawuran pelajar. Pencegahan tawuran pelajar tidak cukup hanya dengan penyuluhan, tetapi dibutuhkan juga peran sekolah dan masyarakat, serta pentingnya peran keluarga hingga negara.

Wallahu’alam bissawab.

Berita Terkait

Menuju Masa Depan SMA Negeri Plus Provinsi Riau Rayakan Lepas 145 Siswa Kelas 12 Generasi 25
Komunikasi Sosial Babinsa Memberikan Motivasi Kepada Pelajar
Kepala SMPN 1 Seunagan Misnan.M.Pd Ucap Terimakasih Kepada PJ Bupati Nagan Raya
Ratusan Siswa Nagan Raya Terima Secara Simbolis Bantuan PIP Dari T.Riefky Harsya.
Pemkab Nagan Raya Gelar Hari Santri Nasional PJ Bupati Pimpin Upacara
Mahasiswa FEBI IAIN Langsa Gelar Festival Bulan Inklusi Keuangan, Tingkatkan Literasi Investasi Syariah
Dekan FTIK IAIN Langsa Sambut Mahasiswa PPG Batch 2
Ramadan: A Month of Spiritual Reflection, Devotion, and Charity

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 03:41 WIB

Pelaku Penganiyaan Wartawan Leo Sembiring Diduga Kebal Hukum, Presiden Prabowo Subianto : Tidak Ada Yang Kebal Hukum !

Selasa, 29 April 2025 - 00:36 WIB

Semangat Baru Pemasyarakatan, Rutan Kelas I Medan Ikuti Tasyakuran Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-61 Secara Virtual

Selasa, 29 April 2025 - 00:00 WIB

Semangat Hari Bhakti Pemasyarakatan, Lapas Perempuan Medan Ikuti Tasyakuran HBP Ke-61

Senin, 28 April 2025 - 13:34 WIB

Bergengsi di Awal, Iringi Kekecewaan di Akhir: Medan Modif Contest Part 3 Tuai Kritikan

Senin, 28 April 2025 - 04:11 WIB

Peserta Medan Modif Contest Part 3 Protes, Sertifikat dan Penjurian Dipertanyakan

Sabtu, 19 April 2025 - 03:30 WIB

Miris!! Wartawan Kota Medan Dianiaya Bajunya Sampai Terkoyak !

Senin, 24 Maret 2025 - 21:58 WIB

Ketua Umum DPP Garnizun Indonesia Kecam Keras Fitnah dan Hoaks terhadap Lapas I Medan

Kamis, 20 Maret 2025 - 03:57 WIB

Terkuak Dihadapan Majelis Hakim PTUN Medan : Ada Pembayaran 300 Rb dan Orang Yang Sudah Meninggal Ikut Tanda Tangan Perizinan Rs Seah Medan ?

Berita Terbaru